Tanggal 18/03/2011 mungkin adalah sejarah tersendiri dari perjalanan hidupku.
Sudah sekian lamanya aku merantau dan mendapatkan pekerjaan yang patut kusukuri ini berjalan 6 tahun barulah aku terpikir utuk kembali pulang kampung.
Berawal dari kesedihan di hatiku ku ini, dan kuserahkan semua masalahku kepada semua illahi robby dan ahirnya ku putuskan untuk pulang kampung.
Selama ini ku merasa apa yang kulakukan sudahlah terbaik, tetapi masih buruk juga hasil apa yang telah aku kerjakan yaitu dengan hancurnya diriku dan selalu memikirkan semua urusan semua sodara sodaraku semua.
Ku tak menyesali ini tapi inilah jalanku.
Kupikir dengan dengan tidak pulang kampung aku masih bisa berbakti kepada orang tua.
Tetapi bukan itu.
Memang wajib ku berbakti kepada orang tua tetapi ku wajib juga melihat secara nyata keadaan orang tuaku.
Ku ingat selalu waktu ku naek travel menuju bandara,
tak terasa aer mata berlinang mengenang semua beban yang ku jalani.
ku ingin melepaskan semua masalah ini kuserahkan semua pada illahi roby.
Mengenang sodaraku yang selalu ditimpa kemalangan,
mengenang orang tua yang lama tak ke jenguk,
mengenang tentang gimana ahirnya aku yang selelu memikirkan mereka tetapi gagal belom bisa membahagiakan mereka dan hancur juga aku ahirnya krena lupa akan diriku ini.
Ya allah,
Kuserahkan semua urusanku padamu.
Mudahan setelah aku pulang kampung ini menjadi lebih baek, akan diriku dan semuanya,dengan harapan mudahan ku pulang kampung ini kumendapatkan kebahagian ketenangan dan akupun bisa memilih pasangan hidupku nantinya.
Setelah ku menginjakan kakiku ditanah jawa lagi ada rasa angker di tanah jawa ini.
Ku melihat sepanjang jalan manusia mondar mandir mencari sesuap nasi. Terkadang dipinggir jalan,mencari sedekah.
Menambah hatiku luka lagi.
Jujur memang ku pulang kampung ku ingin menemui ortuku.
Melihat keadaanya setelah sekian lama ku mengilang dari tatapn matnya,dan ku pulang juga dengan harapan bisamenemui seseorang yang aku bangggakan karena kelakuanya.
Tapi,sepanjang perjalanan ke kampung halaman ku berfikir, ya Allah semua telah aku usahakan,
semua keputusan ada di tanganMu ya Allah.
Dengan senyum sendikit ku diperjalanan sekedar ingin melepasakan semua masalah di otaku ini.
Berharap bisa bertemu orang tuanku,bapak dan ibuku serta sodara sodaraku merakalah harapanku,dan berfikir dengan senyuman , dan nyata bapak dan ibuku nantinya ada di hadapanku.
Berfikir bagaimana bapaku yng telah lama sakit2an belom pernah aku menemuinya lagi.
Ibuku yang sabar belom pernah ku memeluknya,bukan ku tak berbakti tapi memang perlu ku menemuinya.
Asalamualaikum,,
Ku buka kamar orang tuaku, tak ada. ibuku keluar dari dapur dan bapakpun keluar dari kamar sebelah.
Segera ku cium bpakku yang sakit2an, tak terasaa ku peluk bapaku tak terasa aer matakau mengalir seperti anak kecil,
" bapak maafku aku pak yah? belom bisa mengangkat derajatmu dan sodar sodaraku."
Kupeluk ibuku aer mataku tabah deres seperti anak kecil.
Ku peluk bapku lagi,ku di bawa keruang tamu, kupeluk adek adeku, dengan aer mata terus mengalir.
Ibuku pun berkata,
"s udahlah nak semua sudah punya garis sendiri."dengan sesekali ku denger bapaku batuk2 dengan sesak nafasnya,dan aer mata ibu mulai mentes, ku tambah sedihh.
" ya Allahh ampunilah aku, ku sebut lagi,
" maafkan aku pak yah? Belom bisa mengangkat derajatmu."
Dengan diam seribu bahasa tanpa bisa berkata ku mengerti bapak yang ku banggakan memaafkan ku.
kuliat raut mukanya pun sedih,seolah mau berkata pun susah.
Sesekali keluar pintu dengan muka terharu.
Dengan ku peluk adek adeku aer mata ini tak terbendung.
" mas..tak pernah ku liat mas menangis seperti ini."
kata adek cweku
Ya Allah,
Ku tak tau arti tangisanku ini,
ku merasakan selama ini beban berat yang aku jalani,
sekarang aku bisa bertemu orang tuaku,adek2ku.
Melihat keadaan orang tua yang sebenarnya.
Ku berusaha diluar kemampuanku, tapi hanya engkaulah ya Allah yang memberi kemampuan ini.
Aku salah karena lupa memikirkan aku sendiri,
dan orang tuaku.
Biarlah semua harapanku hilang,ku rasakan harapan tinggal harapan, tentang cinta dan cita2 itu hilang,cinta yang ku kejar biarlah hilang,yang ku usahakan biarlah tuhan yang mentukan.
Ku ingin sesampai di pangkuan bapak ibuku minta doa restu.
Yang lalu biarlah berlalu.
Ku telah salah lupa akan diriku dan orang tuaku.
walapun jujur kusedih tentang yang tak terucap.
Tapi biarlah semua sudah diusahakan,tuhanlah yang tentukan.