untukmu ibu, aku anakmu ingin berbakti kepada ibu mungkin selama ini ku salah melangkah terkadang melupakanmu,ku pikir ku bisa berbakti kepadamu dari tempat jauh ini,walaupun engaku ibu tak meminta sesuatu kepada aku anakmu ini,ternyat engaku ibu adalah bagian dari tauladanku dengan berpesan kepada aku anakmu ini,
Masih teringat pesen engkau ibu disaat aku terpuruk, keterpurukan ini adalah dari Allah mungkin akan menyadarkan aku akanmelupakan engaku ibu dan bapaku,
Trima kasih ibu aku minta rida aer susumu,
Teringat akan pesen ibu
Sepintar pintar anak teteplah lebih pinter orang tua, sangat naif sekali kalau anak sampek melupakan orang tua.
Bersukurlah aku sebenarnya masih memiliki kedua orang tua yang masih menungguiki, walaupun terbilang sudah mandiri, orang tua tetaplah di tempat singgasananya,
Tidak salahlah menyayangi dan menyantuni anak anak yatim dan piatu lebih lebih yatim piatu,mereka menjalani hidup yang mungkin lebih parah dari aku,
Bapak dan Ibu,ku ingin menempatkan engkau berdua tetep di singgasana,
Masih teringat pesen engkau ibu disaat aku terpuruk, keterpurukan ini adalah dari Allah mungkin akan menyadarkan aku akanmelupakan engaku ibu dan bapaku,
Trima kasih ibu aku minta rida aer susumu,
Teringat akan pesen ibu
- sudahlah inilah memang jalanya harus begini,setiap orang pasti punya garis sendiri sendiri.
- suatu hari kepulanganku ke jawa ku sertai dengan aer mata untuk bapk dan ibuku, engkau ibuku berkata seperti itu,dan memang benar apa yang engkau katakan ibu, " inilah yang harus aku jalani", ini bukan ujian tetapi jalan, jalan untuk menjadi anak yang baek.
- Selama ini ibu tidak pernah meminta,"kamu Pilih DIA, atau Tega Ama orang tuamu".
- ada pemahaman yang sangat mendalam dari perkataan ibu,apalah artinya aku membantu orang laen rahman rahim kepada orang laen tetapi aku melupakan orang Tuaku.ibu dan Bapak tak pernah menuntut kepadaku tetapi sudah seharusnya aku berbakti kepda mereka,lebih lebih orang tua dalam keadaan tidak mampu.
- seperti pewayangan "petruk kenopo toh kowe kuwi kok nangis wae,opo ora ono kerjaan saline nangis".
- ini serasa sangat konyol memang dan sedikit lucu, tetapi itulah kenyataan,seolah olah Bapak berpesan dalm bahasa mantik,"lakukan tindakan nyata jangan hanya meratapi nasib.
- Janganlah terlalu dipikir yang ahirnya kamu sendiri larut dalam pikiran,Memang masalah selalu ada,
Sepintar pintar anak teteplah lebih pinter orang tua, sangat naif sekali kalau anak sampek melupakan orang tua.
Bersukurlah aku sebenarnya masih memiliki kedua orang tua yang masih menungguiki, walaupun terbilang sudah mandiri, orang tua tetaplah di tempat singgasananya,
Tidak salahlah menyayangi dan menyantuni anak anak yatim dan piatu lebih lebih yatim piatu,mereka menjalani hidup yang mungkin lebih parah dari aku,
Bapak dan Ibu,ku ingin menempatkan engkau berdua tetep di singgasana,
0 Comment for "Singgasana Bapak dan Ibuku"