𝐵𝑒𝓇𝓈𝒶𝓂𝒶𝓂𝓊 𝒦𝑒𝓁𝒶𝓃𝑔𝒾𝓉𝓅𝓊𝓃 𝐵𝒾𝓈𝒶

𝘒𝘦𝘩𝘪𝘥𝘶𝘱𝘢𝘯 𝘪𝘯𝘪 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘫𝘢𝘳𝘢𝘩 𝘵𝘢𝘯𝘱𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘵𝘢𝘩𝘶𝘪 𝘬𝘢𝘱𝘢𝘯 𝘢𝘸𝘢𝘭 𝘥𝘢𝘯 𝘢𝘩𝘪𝘳 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘱𝘢𝘴𝘵𝘪, 𝘣𝘦𝘳𝘩𝘶𝘫𝘶𝘯𝘨 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘮𝘢𝘴𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘢𝘮𝘱𝘶 𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘵𝘢.

Bijak Menyikapi Peminta Sumbangan


Suatu hari  di pusat  bebelanjaan Samarinda, di tengah lalu lalang orang lewat  ada sekelompok orang dengan  seragam dengan tanda khusus  menghadang orang lewat dengan ucapan permisi  minta waktunya. 

Meminta waktu untuk  menjelaskan dengan ramah tentang  program kemanusiaan  lengkap dengan  foto-foto si penerima  bantuan. 

Ketika kita mempersilahkan waktu kita, dengan cekatan  mereka  menerangkan  dari  yang sederhana hingga  obrolan serius  berintikan Sumbangan. 

Dari awal pembicara  seiklasnya hingga  berujung pada  nominal tertentu dengan sitem autodebet. 

Ketika Anda yakin dan memang tidak mengganggu keuangan  sah-sah saja,  dan menjadi  rumit jika suatu  hari  nanti menjadikan permasalahan semisal  menyesal.

Dan anda harus  pikirkan ketika  anda membatalkan, betapa muka yang ramah si peminta sumbangan  berubah menjadi masam.

Contoh kedua:
Ketika melihat orang dengan  membawa kotak  amal  bertuliskan yayasan atau pembangunan tempat ibadah, tanpa mengucap suatu  kata hanya  menyodorkan saja, lebih -lebih  kalau di tanya tidak bisa berkata.

Ketika terjadi bencana, ormas dipersimpan jalan dengah menggelar  musik dan posko dengan petugasnya nyamperin para pengguna jalan.
Bahkan kalangan  mahasiswa ataupun siswapun dengan giat melakukan hal yang sama, untuk  mengumpulkan dana.

Mungkin  anda juga  pernah mengalami di tengah jalan di pasang drum dan tanda khusus  untuk  mencari  dana pembangunan tempat  ibadah, dan pengguna jalanpun mau tak tidak  mau memperlambat perjalanan.

Atau mungkin  anda pernah belanja di sebuah toko ketika uang kembalian bernominal rupiahan alias seratus atau dua ratus perak, casier dengan ramah  menawarkan  donasi. 

Mungkin juga disebuah persimpangan lampu merah, pernah kita melihat anak-anak jalanan mengulurkan tanganya tanda permintaan.

Menyikapi Pada Peminta Sumbangan.
Ada sebuah perda yang  mengatur memberi kepada pengemis akan dikenakan denda, bukan pada peminta sumbangan tertentu yang pastinya  ada izin dari pemerintah.

Dirumah warga atau tempat usaha terkadang juga ada sebuah stiker bertuliskan,
"Tidak menerima sumbangan kecuali lapor kepada RT".

Ketika kita bepergian yang terjadi banyak kita temui  peminta sumbangan di jalan atau tempat  keramaian, dan kita tidak tahu persis apakah itu resmi atau tidak, bahkan sekedar seorang pengemis jalanan.
Disinilah kita harus  bijak dalam menyikapi permintaan sumbangan:,


  1. Secara visual kita bisa melihat keadaan peminta.
  2. kalau ada kelebihan biar se-rupiah pun tidak  menjadi masalah untuk  menghindari celaan si peminta atau menghargai yang lagi berjuang untuk sumbangan misalnya sebuah bencana.
  3. Jika menolak , tolaklah dengan ramah.
  4. Jangan terlalu kwatir dengan apa yang telah di berikan kepada si peminta sumbangan, ini artinya kita telah melepaskan tanggungjawab untuk harta itu.
  5. Jika masih ragu datanglah pada badan badan resmi.
Beramal lewat badan- badan resmi  seperti BAZNAS, LAZISMU yang ada itu memudahkan setiap orang yang ingin berAmal, tetapi peduli kepada apa yang kita lihat  langsung juga perlu.



Labels: opini, samarinda

Thanks for reading Bijak Menyikapi Peminta Sumbangan . Please share...!

0 Comment for "Bijak Menyikapi Peminta Sumbangan "

Back To Top